Meraihnya sulit
Mendapatkannya payah
Dihancurkan demi sebuah ambisi
Siapa menjalankan?
Terserah apakan citaku
Mengikuti bagai udara sekitar
Dia perduli,
Tapi matikan asa impiku
Dia perduli,
Tapi membusukkan masa depanku
Dia perduli,
Tapi membutakan keinginanku
Citaku digenggaman orang lain
Inginku pegang, bunuhlah aku
Ambisiku bukan ambisimu
Tuntunlah aku jika itu memang benar
Tutuplah sebagai mestinya itu




By Endah

Keinginan merajai batin ini
Kelu, pilu, memendam amarah
Tak berkutik
Ikutilah saja
Bimbang, ragu, membingungkan ambisi
Lari ditarik menabrak kearahnya

Menbenci tapi bukan aku
Membunuh tapi ingatkan dosaku
Dihabiskan menghabiskan masa indahku
Dihabiskan menghabiskan masa depanku
Biarlah aku memilih




By Endah

Berganti seragamlah kami

Mengukir cerita kembali
Ditembok tercinta sekolah kami
Arungi setiap jejak ruang
Keringat tak jadi penghalang
Bersama bangun prestasi
Senyum semangat itu,
Tawa canda itu
Ingat dalam memory
Putih biru kini akhir
Hanya tinggal cerita kenangan
Cepatlah waktu
Menelusuri kembali
Cerita kami lagi





 By Endah

Kebanggaan diri beri motivasi,
Membahagiakan bumbui keharuan
Kebanggaan diri beri motivasi,
Angan tuk meraih mimpi
Kebanggaan diri beri motivasi,
Mengunduh prestasi tanpa sekat iri

Tak ada gentar tak ada cuak
Ambisi membara bagai api
Menyayat malu menjadi prestasi
Mengubah asa menjadi nyata
Prestasi, cerminan masa depan nanti




By Endah

Aku terpuruk dalam gelapnya waktu
Terjerumus dalam kegalauan
Buang
Bakar
Pendam
Mencoba dan terus mencoba
Bunuh satu persatu malu
Membuat aku pilu
Menyergapku tanpa aku tahu
Senyum hanya tipu muslihat
Menjebakku dalam jurang seorang pecundang
Muak memang
Kekurangan kelebihanku
Terima, ikhlasku rela




By Endah

Menghirup mencium merasakannya
Seketika mengganti luka
Mengobati perih dunia yang menjangkiti
Semua lubuk hati ini
Memandang hijaunya daun-daun menyegarkan
Bergejolak rasa senang menyapa
Segar pun tak ada duanya
Terobati sekian lamanya
Setiap waktu mengeluhkannya
Dipenghujung kata akhirnya
Tersampaikanlah
Maksud memilikinya
Menghantarkan semua menikmati
Kenikmatan itu
Terpecahkanlah sudah segar menyapa
Menyejukkan jiwa itu
Kedalam kehidupan semua
Terbagi dan memilikinya
Cukup bagi semua




By Endah

Melihat memandangi sekitar,
Sebuah ironi menakutkan
Datang menghampiri semua
Mengagetkan merasuki ketentraman
Tak bernyawa tanda tak hidup
Mengenaskan lingkungan itu
Berserakanlah tertiup angin
Terbang sana-sini tanpa arah tujuan
Mengotori menghitamkan bumi pertiwi
Isak sedu-sedan ku menghampiri
Seperti inikah sang pendamping semua
Bersama mengujudkan nyawa bahagia
Ternyata itu sebuah nasib merugikan
Meresahkan semua ku merugi




By Endah

Terbang mewarnai langit bumi pertiwi
Menghiasi setiap jejak anugrah dibumi
Menguatkan seluruh jiwa
Bersatu padu dalam raga
Berjuang tak pantang arah
Meraih mimpi tuk pahlawan bangsa
Haus akan kemenangan
Lapar akan kebersamaan
Tumpah darah menjadi satu
Tuk membela bangsa satu
Tanah air indonesia




By Endah

Gelora jiwa terus mengikuti
Menapaki menelusuri akal hati ini
Mengembangkan rasa keingintahuan ku terhadap dunia
Seberapa kuatkah ku berkorban
Panas terik, Hujan badai tak ku hiraukan
Hanya niatku dalam lubuk ini
Merasakannya begitu berharganya
Tumpangan kecil menghantarkanku
Kedalam surga pengetahuan sang derajat tinggi
Segudang ilmu setumpukan pengetahuan
Tak mau kusia-siakan
Sekujur tubuh dibasahi puluhan tetesan keringat
Usapan itu penuh dengan arti hidup perasaanku
Canda tawa bersenda gurau mengikuti perjalanan itu
Kayuhan itu mengejutkanku kedalam sebuan kepastian
Yang hanya sebuah ironi
Galaba pilu menghanyutkanku
Menangis darah didalam pengaduan






By Endah

Tumpukan seperti gunung
menyentuh langit
Seakan berteman dengan sekelilingnya
Berbagai macam bercampurkan bau
Menyengat menyentak rongga-ronga hidung
Semua mengeluh tanpa adanya hirauan darinya
Kepanikan terus menghujami
Kala tetesan hujan menerpa bumi pertiwi
Takut akan longsoran yang dibuat semua
Laut buatan di tengah kota
Membuat semua panik
Membuat kerugian

Membuat merugi
Entah apa yang difikirkan semua
Tak ada jera-jeranya mereka
Sampah-sampah tertawa menjerit kepuasan
Melihat smua tenggelam
Menghanyutkan segala hal disekitar
Tak dihiraukannya besar atau kecil
Alam menangis...
Mengapa semua tak bisa menjaganya
Senyuman kecut terus menyungging
Kala semua melemparkan sampah itu
Hingga menjadi tumpukan seperti gunung






By Endah