Menunggu Hujan Turun

05:35




Poetry by Endah

Dipersimpangan jalan aku melihat ibuku
Membawa payung berwarna kelabu
Ia melambai-lambai padaku
Ibu berteriak sendu: “Nak, mari pulang hujan akan segera turun”
Aku tersenyum malu

Aku melangkah pergi dari toko makanan itu
Menyambangi ibuku disana
Aku bersijingkrak kegirangan dan dilihat orang sekitarku
Mungkin benaknya mengatakan
“Mendung dan perempuan bersijingkrak sepertinya hujan turun dengan lebatnya”

Ibuku melangkah sambil memegangi payungnya
Aku melangkah dengan girang dan menebar senyum dimana-mana
Hingga Ia jatuh tergeletak dengan senyum pada raut wajahnya
Aku menerjang keramaian jalan raya

Lampu jalan mengedip-ngedip
Suara knalpot mobil riuh saling mengadu nasibnya
Berharap menyelamatkan majikannya dari kepungan hujan
Kemudian mereka berhenti, memandangi kami

Memutar kuncinya kembali lalu pergi
Payung kelabu ibuku terbang bersama mereka
Aku menangis sejadi-jadinya
Ibuku telah berpulang dengan mereka
Aku mendekap ibuku erat tak bercelah
Seketika angin meniup hatiku dan gemericik hujan terjatuh dengan lembut
Ibuku, telah pergi ketika menunggu hujan turun









(Puisi ini aku persembahkan untuk mengenang sepuluh tahun kepergian Almh. Ibuku [2006-2016])

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts