Cerita di Selasa Malam

21:50

Suatu hari di sebuah desa bernama Okoregalo ada sebuah keluarga yang sangat bahagia dan serba berkecukupan. Keluarga Mr. Kurt dikenal sebagai keluarga yang santun, hormat, taat aturan, dan tegas. Mr. Kurt adalah seorang kepala keluarga sekaligus pengusaha tanaman hias sukses yang disegani di desa tersebut. Namun, sayangnya dibalik sikap santun dan hormatnya itu keangkuhan dan sikap keras kepalanya membuat jengkel istri dan ketiga anaknya. Mrs. Kurt, seorang istri yang sangat pengertian dan sabar dalam menghadapi situasi yang dialami oleh suaminya tersebut. Orland, Lucy, dan Timmy juga pun demikian. Bahkan dengan sikap angkuh dan keras kepala ayahnya tersebut dapat merubah apa yang menjadi harapan mereka kelak. Orland, anak pertama Mr. Kurt berharap agar ia dapat bekerja sebagai pengacara di rumah hukum milik Pemerintah di desanya. Bakat yang dimiliki Orland menjadi pengacara diwarisinya dari sang kakek dari pihak Ibunya. Tapi, ayahnya meminta Orland untuk meneruskan usaha tanaman hias miliknya. Orland menolak permintaan itu dan memilih keluar dari rumah untuk melanjutkan hidupnya sebagai pengacara di tempat lain. Mr. Kurt membiarkan anak pertamanya pergi. Karena siapapun yang melanggar atau menentang perintahnya lebih baik ia keluar dari zona nyamannya. 
Lucy, anak kedua Mr. Kurt mendambakan dirinya sebagai seorang perancang busana di desanya. Mr. Kurt menyetujui permintaan Lucy dengan satu syarat yaitu menikahi putra teman bisnisnya dari desa Lopatorio yang terkenal sombong dan berkepribadian buruk. Lucy menolaknya dan tentu saja ia keluar dari rumah ayahnya. Sementara Timmy, anak bungsu Mr. Kurt berharap agar ia terus berada di rumahnya membantu dan mengurusi keperluan Mr dan Mrs. Kurt. Ia tidak ingin meninggalkan orang tuanya dalam keadaan kebahagiaan semu diantara kepedihan juga kehilangan kedua anaknya. Mrs. Kurt hanya bisa menangis tersedu-sedu melihat Timmy melakukan hal itu dan berupaya membujuk kedua anaknya untuk kembali ke rumah. Namun, tiada hasil yang di dapat. Mereka memilih mencari harapan mereka diluar daripada harus bersusah payah menghasilkan senyuman untuk ayahnya yang bahkan mereka tidak tau apakah ia peduli pada mereka atau tidak. 
Mr. Kurt duduk dekat perapian di ruang kerjanya. Diam-diam ia menangisi kedua anaknya yang pergi mengejar harapan mereka. Ia mengatakan "Apa yang salah dariku? Melihat anakku bahagia dengan aturan ku sendiri apakah tidak boleh? Mengapa mereka tega melakukan itu padaku?". Sekian.

Pertanyaanku, dari kelima tokoh yang Aku ceritakan diatas siapa sebenarnya yang salah? Dilihat dari kacamata objektif kalian para pembaca. Mungkin kalian sebagai orang tua atau anak dapat menilainya.
(Cerita ini Aku persembahkan untuk malamku yang pilu dan gemuruh yang sengaja bersenandung menunggu hujan turun. Endah, Juni 2016)

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts