Selasa Malam Dirundung Pilu

08:55

                        Photo by Me


Alunan musik balada Jawa mengantarkan ku ke sebuah ruang kosong yang siap untuk diisi sepatah-dua patah-tiga patah kata pada selasa malam ini. Aku mengelilingi sudut demi sudut pikaranku, berusaha mencari celah kata yang tepat untuk ditautkan pada selembar kertas ku yang masih lusuh. Aku melangkah dari balik jendela, menengok sejenak apakah seseorang sedang memperhatikanku, setelah Aku memahaminya, Aku memberanikan diri melangkah menjauhi tempatku, Aku cukup berani bukan? Berani melangkah juga keluar dari sarang kenyamananku.

Belum puas Aku keluar dari tempatku, Aku berlari menjauh, sejauh yang Aku bisa. Membebaskan diriku untuk memanjakan raga dan pikiranku yang sudah lama terpuruk akan tuntutan manusia di dunia. Kemudian, Aku menyelinap diantara burung-burung Camar yang berkumpul terbang menjauh dari pijakan tanah. Pikiranku mulai menyeruak penuh, seperti slide demi slide film thriller membuka setiap lembar ingatan yang pernah dirasakan, ah iya de javu maksudku.

Aku berdiri tepat dipersimpangan. Aku bisa melihat dan merasakannya. Sentuhan dan kegilaan setiap saat. Ya, Aku benar-benar mengenalnya. Bagian diriku yang dirundung pilu. Persimpangan ini menujukkanku bagian terpentingku. Aku melihat dia di sebelah kanan jalan itu, sebelah kirinya Aku juga masih mengingatnya, itu juga, dan itu juga. Selasa malam ini terasa lengkap bagiku untuk mencari serpihan-serpihan diri dibalik ribuan potongan kertas. Ketika Aku menemukannya, Aku megetahui bahwa pilu ini serentak menemuiku dan memberikanku pelajaran "Pada malam ini kau berduka bersama raga dan pikiran mu, seolah-olah itu adalah penderitaan seumur hidup mu. Jangan bersikap egois dan turunkan tangan mu itu yang berada diatas kuali emas milik raja".

Selasa malam yang tidak cukup lelah untuk dilewatkan. Mengisi lembaran kertas kosong terus dilakonkan demi memenuhi hasrat cita-cita yang tak berkesudahan sampai akhir. Aku merasa lebih baik pada malam sekarng, kemarin, dan seterusnya. Melalui kata-kata ku berucap "Aku masih belum puas untuk bercerita, Aku akan lanjutkan esok saja."






Created by Endah

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts